Resume Kelompok
8
A.
Konsep Dasar Diagnostik Kesulitan Belajar
1.
Definisi Diagnostik Kesulitan Belajar
a. Diagnostik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diagnosis /di·ag·no·sis/ adalah penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti
(memeriksa) gejala-gejalanya. Diagnosis adalah penentuan jenis masalah
atau kelainan dengan meneliti latar belakang penyebabnya atau dengan cara
menganalisis gejala-gejala yang tampak.
b.
Kesulitan Belajar
Secara
harfiah, kesulitan belajar didefinisikan sebagai rendahnya kepandaian yang
dimiliki seseorang dibandingkan dengan kemampuan yang seharusnya dicapai orang
itu pada umur tersebut. Kesulitan belajar secara informal dapat dikenali dari
keterlambatan dalam perkembangan kemampuan seorang anak. Kesulitan atau
hambatan belajar yang dialami oleh peserta didik dapat berasal dari faktor
fisiologik, psikologik, instrument, dan lingkungan belajar.
2. Jenis-Jenis Kesulitan
Belajar
Kesulitan belajar
dibagi menjadi tiga kategori besar, yaitu :
1. Kesulitan
dalam berbicara dan berbahasa
Kesulitan
dalam berbicara dan berbahasa sering menjadi indikasi awal bagi kesulitan
belajar yang dialami seorang anak. Orang yang mengalami kesulitan jenis ini
menemui kesulitan dalam menghasilkan bunyi-bunyi bahasa yang tepat,
berkomunikasi dengan orang lain melalui penggunaan bahasa yang benar, atau
memahami apa yang orang lain katakan.
2. Permasalahan
dalam hal kemampuan akademik
Siswa-siswi
yang mengalami gangguan kemampuan akademik berbaur bersama teman-teman
sekelasnya demi meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung mereka.
3. Kesulitan
lainnya, yang mencakup kesulitan dalam mengoordinasi gerakan anggota tubuh
serta permasalahan belajar yang belum dicakup oleh kedua kategori di atas.
3. Faktor Penyebab
Munculnya Kesulitan Belajar
Beberapa faktor
penyebab munculnya kesulitan belajar menurut Sukardi dibedakan menjadi dua,
yaitu :
a)
Faktor internal
yang meliputi:
1.
Kesehatan
Kondisi fisik secara umum dapat
memengaruhi kemampuan mencapai suatu tujuan. Kesehatan yang buruk dapat
berpengaruh pada tingginya ketidakhadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Selain itu, siswa yang kurang sehat juga tidak bisa mencapai potensi yang
sebenarnya.
2.
Problem
Menyesuaikan Diri
Walaupun faktor ini erat kaitannya dengan masyarakat
sekitarnya namun sumber utama faktor ini berasal dari salam diri siswa, sebagai
contoh memiliki gangguan emosional.
b)
Faktor eksternal yang meliputi:
1.
Lingkungan
Faktor ini merupakan faktor yang tidak mudah
diidentifikasi. Problem lingkungan muncul sebagai hasil reaksi atau perubahan
dalam diri siswa terhadap keluarga ataupun lingkungannya.
2.
Cara
Guru Mengajar yang Tidak Baik
Karena
cara mengajar guru yang tidak baik dapat menimbulkan kesulitan belajar pada
siswa. Agar hal ini tidak terjadi maka guru perlu melakukan perbaikan secara
berkala, baik penguasaan metode mengajar maupun materi ajar.
3.
Orang
Tua Siswa
Orang
tua yang tidak mau atau tidak mampu menyediakan buku atau fasilitas belajar
yang memadai bagi anaknya atau mereka yang tidak mau mengawasi anaknya dalam
belajar menjadi faktor yang dapat menjadi pemicu timbulnya kesulitan belajar.
4.
Masyarakat
Sekitar
Masyarakat
di sekitar siswa dapat menjadi sumber masalah, ketika keberadaan masyarakat
tidak kondusif terhadap kebutuhan siswa secara individual maupun kelompok.
4. Ciri-Ciri Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar
Pengetahuan tentang
ciri-ciri siswa lamban belajar dan berprestasi rendah sangat penting dikuasai
guru. Pengetahuan itu memberi dasar keterampilan dalam menangani siswa yang
sedang menghadapi kesulitan belajar disekolah. Ciri-ciri umum siswa lamban
belajar dapat dipahami melalui pengamatan fisik siswa, perkembangan mental,
intelektual, sosial, ekonomi, kepribadian, dan proses-proses belajar yang yang
dilakukannya di sekolah dan di rumah. Ketidaksanggupan belajar disebabkan
kerusakan-kerusakan tertentu pada diri seseorang yang membuat seseorang itu
lamban belajar. Menurut Cece Wijaya (2010),
kerusakan-kerusakan itu dikategorikan dalam empat hal, yaitu :
a.
Dyslexia, adalah kelemahan-kelemahan belajar di bidang
menulis dan berbicara. Ciri-cirinya adalah sulit mengingat huruf, kata,
tulisan, dan suara.
b.
Dyscalculia, adalah kesulitan mengenal angka dan pemahaman
terhadap konsep dasar matematika. Kelemahan umum di bidang dyslexia
kadang-kadang muncul di bidang pelajaran matematika
c.
Attention Defisit Hyperactive Disorder (ADHD), adalah pemusatan perhatian
terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapinya. Siswa lamban belajar dapat
memusatkan perhatiannya hanya berkisar pada satu pokok bahasan saja, ia kurang
mampu menyelesaikan tugas-tugas yang beraneka ragam yang membuat dirinya
menjadi kacau.
d.
Spatial, motor, ad perceptual defisits, adalah kondisi lemah dalam menilai
dirinya menurutukuran ruang dan waktu.